#11 Faqih Fi-Game

#webseriesramadhan | Serial Marbot Madani | By: O. Solihin

Sejak iklan game online yang melecehkan guru itu muncul, langsung menuai protes masyarakat. Bahkan ada yang membuat petisi online segala. Aji dan anak-anak Marbot Madani (eh, jadi beneran nih mau pake tambahan “marbot”?) juga ikutan heboh. Bukan pengen nyoba game online-nya, lho. Tapi ikutan protes. Bentuk protes mereka dibuat rapi di akun medsos mereka, terutama di Instagram. Banyak yang like, banyak yang komen. Pastinya ada aja sih yang pro dan kontra. Nggak semuanya pro atau semuanya kontra.

Menanggapi kondisi tersebut, maka saat Bang Faisal sebagai pembina Remaja Madani mendapat giliran jadwal ngisi kultum tarawih, ia sampaikan juga persoalan ini.

“Memang sih, keterlaluan banget. Digambarkan dalam iklan itu adegannya di sebuah ruangan kelas. Guru yang ditakuti anak-anak sedang mengajar. Seisi kelas tegang. Stres. Tapi begitu ada murid yang datang terlambat, bukannya dimarahi atau disetrap, malah sang guru dalam adegan iklan tersebut seperti ciut nyalinya. Kesan yang muncul lebih tepatnya sang guru jadi jongos anak yang datangnya terlambat itu. Dibawain tasnya dan dipersilakan duduk. Si murid itu digambarkan ngangkat dagu untuk nunjukkin kesombongan. Murid-murid yang lain digambarkan sangat keheranan,” Bang Faisal panjang lebar. Para hadirin antusias menyimak.

“Di ujung iklan, ditampilkan guru tersebut duduk bersebelahan dengan anak yang datang terlambat itu sedang main game online di hape masing-masing. Cuma, sepertinya guru itu sering kalah, jadinya kayak nyembah-nyembah gitu ke anak muridnya yang jago main game. Sungguh jatuh wibawa seorang guru,” lanjut Bang Faisal menutup kultum tarawih malam ini.

Bakda tadarusan, Aji dan Imron kebagian jadwal jaga malam di Masjid Daarun Niaam. Bang Faisal udah pulang duluan abis tarawih karena harus ngejar deadline ngumpulin tugas penelitiannya yang ditunggu dosennya malam ini juga.

“Ane nggak setuju banget tuh, iklan Hago, melecehkan guru,” Aji membuka obrolan dengan Imron di selasar Masjid bakda tadarusan.

“Bener. Bapak ane yang guru SD sangat terpukul. Malu. Malah jadi bahan candaan anak-anak di sekolah. Coba, apa pembuat iklan itu nggak mikir dampaknya, ya?” Imron heran banget saking keselnya.

“Mungkin sengaja. Itu sebabnya, aksi protes kita dua hari lalu melalui media sosial semoga ada respon bagus. Kita meminta pihak berwenang menghentikan iklan game tersebut dari televisi dan media mana pun,” Aji menegaskan.

Lagi asyik ngobrol gitu, ada kegaduhan di halaman masjid. Aji dan Imron langsung bergerak. Ternyata di parkiran ada dua orang anak kampung sebelah dan anak komplek yang berantem. Setelah dilerai, kata saksi mata, kedua anak ini awalnya cuma saling ledek dengan kata-kata. Lama-lama panas dan akhirnya saling pukul. Ketika ditanya alasannya, anak kampung sebelah yang bernama Doni nggak suka diledekin sama anak komplek yang bernama Yono yang terus ngata-ngatain kalo timnya Doni kalah mulu di permainan Mobile Legends.

“Karuan aja gue dan kawan-kawan sering kalah. Soalnya Yono ama timnya cheaters sejati,” Doni menggerutu, dan langsung dipukul lagi sama Yono yang lepas dari pegangan pelerainya.

“Kalo kalah ya kalah aja, Don. Tim elo emang payah. Pake nuduh gue dan kawan-kawan curang segala,” sehabis mukul Yono ngumbar kata-kata yang bikin Doni naek darah.

“Emang ketahuan elo ama tim elo pake cheat. Dari rank Grandmaster kok bisa langsung ke Mythic tanpa melalui tahapan Epic dan Legend?” Doni membalas hinaan Yono.

“Bodo amat, yang penting tim gue menang!” Yono ngeyel.

“Ah, percuma main game tapi curang!” Doni masih membalas omongan Yono.

‘Eh, udah-udah. Kalian ini malah rebutan pepesan kosong. Maen game kok pada bangga, sih? Imron nyeramahin.

“Iya nih, bukannya jadi faqih fid-diin, ente berdua malah faqih fi-game!” kata Aji sambil geleng-geleng kepala.

“Bubar-bubar!” Haji Tohir teriak dari teras masjid. Jamaah lainnya bubar. Aji dan Imron sengaja mengajak Doni dan Yono ke dalam masjid.

“Nih, kamu perlu baca tulisan-tulisan di website-nya gaulislam,” Aji nunjukkin website gaulislam dari smartphone-nya, dicarinya beberapa tulisan dengan tema yang sedang hangat saat ini, sekaligus yang menjadikan Doni dan Yono berantem: “Cowok Game-Mania”; ”Sihir Pokemon Go”; dan tulisan “Balada Para Game-Mania”. Ini memang tulisan lama, tapi masih aktual sampai saat ini.

Aji ngejelasin panjang lebar soal bahaya game, baik yang daring (online) mapun yang luring (offline). Lengkap juga soal hukumnya menurut ajaran Islam.

“Nih, coba kamu baca nih, dalam tulisan ini dijelasin pendapat ulama tentang hukum main game,” Imron ikut nimbrung.

“Menurut Imam Syathibi, hiburan atau permainan dan keadaan yang kosong dari kesibukan atau santai, jika tidak terdapat suatu hal yang terlarang adalah mubah atau boleh,” kata Imron.

“Namun demikian hal ini tercela dan tidak disukai oleh para ulama, bahkan mereka tidak menyukai seseorang yang dipandang tidak berusaha untuk memperbaiki kehidupannya di dunia maupun tempat kembali di akhirat kelak, karena ia telah menghabiskan waktunya dengan berbagai macam kegiatan yang tidak mendatangkan hasil duniawi atau ukhrawi. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh al-Hakim dengan sanad shahih, ‘Setiap permainan di dunia ini adalah batil, kecuali tiga hal; memanah, menjinakkan kuda, dan bercanda dengan istri …’” Imron membantu membacakan pendapat ulama dalam isi tulisan di website gaulislam itu.

“Jadi yang dimaksud batil di sini adalah yang sia-sia atau nggak ada gunanya,” jelas Imron.

Doni dan Yono, meksi kelihatannya masih kesal, tapi setidaknya mereka udah dinasihatin sama Aji dan Imron.

“Gini aja, ente berdua berhenti dah main game. Mumpung bulan Ramadhan banyak tilawah al-Quran aja. Terus, jangan lupa, kalo sore rajin datang di kajian menjelang buka puasa, ya. Supaya faqih fiddin, bukan malah faqih fi-game!” Aji menegaskan.

Doni dan Yono cuma diam. Tapi sepertinya sedang berpikir. Kata-kata Aji rupanya mengena di hati mereka. Seperti yang disampaikan Aji, harusnya jadi faqih atau paham perkara agama, bukan malah faqih atau paham dalam urusan game.[]

Sumber dari O. SOLIHIN

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.