#5 Khatib Favorit

#webseriesramadhan | Serial Marbot Madani | By: O. Solihin

Namanya Ustaz Bandi. Ustaz Subandi nama lengkapnya. Jadi favorit anak-anak remaja dan sebagian orang dewasa kalo khatibnya beliau. Apa alasannya?

“Cepet!” ujar Doni, bocah kampung sebelah.

“Yee… emang balapan pake cepet segala!” Bimbim pernah nasihati Doni.

Tapi dipikir-pikir, memang kalo giliran Ustaz Bandi yang jadi khatib, terasa Masjid Daarun Niaam jadi menyempit. Jamaah membludak. Bimbim mikir juga.

Seperti hari ini, hari Jumat giliran jadwal Ustaz Bandi jadi khatib. Ustaz Bandi awalnya tinggal di kampung sebelah. Tetapi karena jasanya pernah mengamankan rumah orang-orang komplek saat mereka mudik, jadinya warga komplek berinisiatif membangun rumah sederhana untuk Ustaz Bandi di dalam komplek. Sekadar tahu aja, Ustaz Bandi ini selain jago baca al-Quran dan ngajarin anak-anak belajar baca al-Quran, juga mahir silat. Itu sebabnya, keberadaan Ustaz Bandi jadi berharga banget.

“Alhamdulillah, kita sudah berada di bulan Ramadhan. Bulan yang penuh barokah. Bulan suci yang semestinya kita manfaatkan untuk giat beribadah,” Ustaz Bandi memulai khutbahnya.

Lima menit berlalu, tak ada tanda-tanda Ustaz Bandi akan menyelesaikan khutbahnya. Malah tempo khutbahnya terasa meninggi dan berapi-api. Banyak informasi dan pendapatnya yang disampaikan. Tidak biasanya, kini membahas yang nyerempet-nyerempet politik dan kondisi aktual negeri ini.

Merasa ada yang aneh, beberapa orang tampak berbisik-bisik satu sama lain dengan orang di sebelahnya. Padahal itu dilarang. Nggak boleh berbicara saat khatib sedang khutbah. Ada beberapa ulama yang mengharamkan, malah.

“Kita tidak boleh kendor dalam menuntut ilmu. Ilmu Syar’i. Jangan mencari enaknya saja, semisal dengan memilih-milih materi apa yang ingin dipelajari yang sesuai kehendak hati, atau dengan memilih-milih ustaz mana yang paling sesuai dengan suasana hati lalu diikuti dan dijadikan favorit. Tidak boleh. Karena kita seharusnya menyandarkan kepada syariat Islam. Ilmu agama wajib dicari, tak peduli suka atau tidak suka. Baik kepada ilmunya, maupun ustaznya,” panjang lebar Ustaz Bandi dari atas podium.

Setelah lima belas menit berlalu, Ustaz Bandi menyelesaikan khutbahnya. Jamaah sepertinya banyak yang kecewa karena tak sesuai harapan mereka. Biasanya lima menit sudah kelar.

Luthfi dan Yasin menghampiri Ustaz Bandi seusai berdoa bakda shalat Jumat.

“Ustaz, tumben hari ini khutbahnya lama,” Yasin memulai obrolan sambil senyum-senyum.

Ustaz Bandi hanya tersenyum sambil membetulkan letak pecinya. Lalu bilang, “Sebenarnya ane sudah lama ingin mengubur imej khatib paling cepat khutbahnya.”

“Lalu?” Yasin dan Luthfi ampir bareng nanya.

“Ya, baru kesampaian sekarang. Setelah kasus Sanlat Petir, itu,” Ustaz Bandi menjelaskan.

Yasin dan Luthfi saling pandang, “Jadi selama ini sebenarnya Ustaz Bandi punya beban dengan julukan itu?” lanjut Yasin.

“Ya, bisa dikatakan demikian. Orang-orang terlanjur menjuluki ane khatib tercepat. Jadi khatib favorit. Awalnya ane menikmati dan merasa benar dengan apa yang ane tempuh. Karena memang khutbah nggak boleh lama-lama apalagi muter-muter nggak jelas. Pesannya yang harus tersampaikan. Tapi, lama kelamaan, kok rasanya bukan isi khutbah ane yang jadi patokan jamaah. Tapi ukuran kecepatannya,” Ustaz Bandi panjang lebar sambil menyender di tiang masjid.

Yasin dan Luthfi saling berpandangan.

“Oya, satu lagi. Ane jadi ngerasa bersalah. Apalagi setelah kasus corat-coret masjid, salah tangkap terhadap Engkong Japra, dan soal sanlat yang kemarin itu. Sebab, ane belum memberikan pendapat. Hanya diam. Merasa wilayah dakwah ane ya sebatas khutbah Jumat, itu pun khutbah kilat. Padahal, anak-anak remaja masjid butuh support atas beberapa kejadian itu. Maknya, ane tadi sengaja dilamain khutbahnya karena ingin menjelaskan banyak hal,” kembali Ustaz Bandi menjelaskan.

“Jadi sekarang Ustaz mau support kami?” Yasin dan Luthfi sumringah.

“Memang seharusnya begitu. Kita sama-sama memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa Islam itu indah, menebar manfaat, dan tentunya rahmat bagi semua, Islam tidak mengajarkan terorisme,” Ustaz Bandi menutup pembicaraan siang itu.[]

Sumber dari O. SOLIHIN

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.