E-mail dari Leony

By: O. Solihin

 

“Wah, Jamil kirim e-mail neh. Tumben banget tuh anak. Biasanya doi lebih suka nelpon or kirim SMS…” dalam dadanya ada sedikit tanda tanya.

“Coba aku lihat.. penasaran juga. Apalagi nih subjek-nya tentang Cinta. Waduh, nih anak lagi kasmaran kali ye…” Ogi ngomong sendiri. Sedikit senyumnya menghias wajahnya yang memang cool. Kata temen-temennya, Ogi tuh mirip Ashton Kutcher, tapi…. bagian jempol kakinya doang (hi..hi..hi.. kasihan deh lu..).

Sejurus kemudian tangannya udah bergerak dengan mouse dan mengklik e-mail dari sahabat dekatnya itu.

“Wah, Jamil mulai ngomongin soal cinta. Sejak kapan dikau romantis Mil?” Ogi cengengesan sendiri.

Gi.. nih ada puisi bagus buat menggambarkan perasaan cinta… Ini karya Sapardi Joko Damono. Itu lho.. yang sekarang suka dipakai temen-teman untuk merayu pasangannya. Sebab, di televisi juga selalu ditayangkan menjelang Valentine’s Day ini…Siapa tahu kamu mau make juga buat.. ehm…

Nih puisi bagus itu…

Aku Ingin

aku ingin

mencintaimu

dengan sederhana,

dengan kata

yang tak sempat

disampaikan kayu kepada api,

yang menjadikannya abu.

aku ingin

mencintaimu

dengan sederhana

dengan isyarat

yang tak sempat

disampaikan awan

kepada hujan

yang menjadikannya tiada

 

He..he..he.. moga kamu nggak bete-bete amat dengan puisi ini Gi..

Jamil

 

“Wah, wah, wah, Jamil bener-bener latah neh. Pake ngomongin soal cinta segala. Mana ngirim puisi lagi, ngomporin aku pula. Dasar. Hmm.. aku akan balas…” Ogi kembali ngomong sendiri dengan senyum dikulum.

Sejenak kemudian, Ogi udah asyik di depan rak buku. Matanya jelalatan nyari sebuah buku. Lima menit kemudian, ia mengambil satu buku dan menimangnya.

“Hmm… di sini banyak juga contoh puisi. Aku mau kirim sama kamu Mil…” Ogi cengar-cengir sendiri. Kalo ada yang menyaksikan adegan itu, pastinya Ogi dirujuk ke RSJ (idih, tega amat… kirim aja ke Taman Safari… he..he..he..)

Buku yang diambilnya ternyata kumpulan puisi Kahlil Gibran. Buru-buru Ogi me-reply e-mail yang dikirim Jamil. Di body mail ia asyik menyalin puisi pendek milik pujangga terkenal di dunia itu. Namun, terus terang saja perasaan Ogi jadi makin bergetar bila menyebut-nyebut tentang cinta. Pikirannya langsung tertuju kepada Leony. Ya, Leony si pemetik kembang kertas itu.

Lagi asyik nungguin masuk ke jaringan maya untuk kirim email sambil dengerin bunyi handshaking modem, telgam miliknya bunyi. Ringtone asyik irama lagu Liu Xing Yu-nya F4 mengalun dari HP kerennya. Maklum, meski aktivis masjid Ogi juga rada gaul kalo soal gaya. Sampe bela-belain ngedownload ringtone begituan. Tapi jangan salah, ringtone shalawat juga ada lho di daftar ringtone HP Ogi.

Uppss.. Jamil nelpon neh..

“Halo. Assalamu’alaikum. Ada apa Mil?”

“Nggak. Cuma mau tanya, e-mail dariku semalam udah nyampe belum?”

“Udah atuh. Nih, aku mau reply buat kamu. Buka aja. Eh, kamu lagi seneng ngobrolin soal cinta ya… Siapa neh bidadari inceranmu…” Ogi penuh selidik

“Sembarangan. Aku tuh cuma mau ngomporin kamu. Biar seru.” Jamil sekenanya.

“Eh, nanti malam ada pengajian lho di masjid at-Takwa” Jamil mengalihkan pembicaraan.

“Asyik nggak materinya?” Ogi basa-basi.

“Jangan tanya. Tuh materi paling asoy. Tentang Val Day.. Gi…” Jamil ngasih bocoran.

“Ikut..ikut..ikut…” Ogi niru ungkapan di salah satu iklan.

“Yoi, sampe ketemu malam ya… assalaamu’alaikum” Jamil menutup pembicaraannya. Ogi menjawab salam dengan penuh semangat.

“Tentang Valentine’s Day. Berarti tentang cinta. Yes!” Ogi sumringah.

Monitor di hadapannya sudah menampilkan icon tanda koneksi tersambung. Buru-buru Ogi mengklik tombol SEND and RECEIVE di Microsoft Outlook-nya. Sembari menunggu semua e-mail di Outbox terkirim, Ogi berselancar sejenak di dunia maya. Mencari situs berita favoritnya. Beberapa berita bagus ia download. Setelah semua e-mail terkirim, Ogi mendiskonek hubungan ke jaringan maya itu.

Ogi berjalan menuju jendela. Diamatinya sekawanan burung yang terbang tinggi di langit tak berawan. Biru warna langit itu. Menggambarkan sebiru hati Ogi saat ini. Ada sebuah perasaan yang diam-diam menyelinap ke relung hati Ogi. Perasaan yang tak mungkin untuk dihilangkan begitu saja. Tak bisa. Seperti sudah melekat di hatinya. Terukir manis. Rasa cinta yang diam-diam disimpannya. Bahkan senantiasa disiraminya agar tumbuh subur. Dan hanya akan dipersembahkan untuk seorang gadis pujaannya. Yup, Ogi memang menyimpan simpati kepada Leony. Anak baru di kelasnya yang selalu menjadi kembang tidurnya. Simpati yang kemudian menjelma menjadi rasa cinta yang begitu mendalam. Mengalahkan segala yang pernah ada. Omnia vincit Amor: et nos cedamus Amori. Cinta menaklukan segalanya: dan kita takluk demi cinta.

“Hm… Leony Wulansari. Nama yang bagus…” Ogi menghela nafas panjangnya dan kemudian merebahkan tubuhnya di atas kasur empuknya. Tangannya memencet tombol power compo kesayangannya. Pas banget. Sebuah stasiun radio lagi muter lagu Rahasia Hati-nya Element. Karuan aja, lagu yang mengalun merdu itu membawa Ogi ke puncak khayalan.

Di hati Ogi tersimpan gejolak. Cinta yang tumbuh subur dalam dada Ogi membuatnya tak kuat menahan beban rindu. Rindu yang menggebu, hanya untuk seorang gadis pujaannya. Hanya untuk sang dewi. Dan sang dewi adalah Leony Wulansari. Anak baru yang mampu mewarnai hidupnya. Leony yang mampu memompa semangat hidupnya. Leony yang telah menyita perhatiannya. Leony yang berhasil merebut separuh nafasnya adalah sosok lembut yang telah menyirami bunga di hatinya. Dengan senyum, dengan tatapan matanya, dengan gaya bicaranya yang santun. Leony, menjelma sebagai kembang yang tumbuh subur di taman hati Ogi.

 ooOoo

Hujan rintik-rintik membasahi tanah dan dedaunan di komplek perumahan tempat Ogi tinggal. Sore yang mendung. Hampir semua warga perumahan itu memilih tinggal di rumah. Bercengkerama di ruang keluarga sambil menonton acara televisi sore. Ogi, juga sedang asyik di depan komputer kesayangannya yang selalu menemani setiap pekerjaannya. Lagu Endless Love yang dinyanyikan Diana Ross dan Lionel Ritchie mengalun merdu dari MP3-nya. “My love/ there’s only you in my life/ the only thing that’s bright/ My first love – you’re ev’ry breath that I take/ You’re ev’ry step I make…”

Hmmm.. selanjutnya Ogi malah ngelamun lagi. Tentang Leony, juga tentang Jamil yang rajin menasihatinya untuk tidak tenggelam dalam khayalan. Jamil pernah bilang sama Ogi, kalo rasa cinta tuh jangan dimanja. Kata Jamil, kita boleh hidup dengan cinta, tapi jangan mati karena cinta. Ogi juga masih inget betul saat Jamil mengatakan bahwa kita nggak boleh terbius dengan rasa cinta. Apalagi dirinya masih sekolah. Masih banyak yang harus dikerjakan. Tentang dakwah. Tentang perjuangan kaum muslimin meraih cinta ilahi dengan jihad. Justru cinta seperti itu yang tak boleh pupus dari hidup kita.

Saat ini, Ogi juga masih penasaran dengan jawaban Leony Wulansari. Setelah tiga hari lalu dia nekat mengirim e-mail kepadanya. Tentang rasa cintanya kepada gadis berjilbab itu. Tentang segala harapan yang ingin diraihnya. Tentang cerita indah bersamanya.

Ogi gelisah menunggu e-mail dari gadis manis berlesung pipit itu. Sesekali ia mencoba koneksi ke internet. Tapi selalu gagal login. Diulanginya lagi. Terus dicobanya lagi. Rasa penasarannya semakin menggumpal di dada. Koneksi lagi. Tapi Ogi kembali gigit jari. Ogi kesal. Kalo udah hujan, koneksi ke jaringan maya di tempat Ogi memang selalu bermasalah.

Giliran lagu Liu Xing Yu milik F4 yang mengalun dari MP3 di komputernya. Ogi jadi makin terbius dalam lamunan. Ogi mengandai-andai kalo saja Leony mau menerima rasa cintanya. Ia akan menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini. Kala cinta menggoda, memang sulit bicara dengan akal sehat. Nggak jarang, hal mustahil sekalipun bisa dilakukan. Apalagi kalo bukan demi cinta.

Azan Maghrib membuyarkan lamunan Ogi. Ia buru-buru bangkit dari tempat duduknya. Menuju kamar mandi dan berwudhu. Ogi khusyuk dalam sholat. Berdoa dengan penuh harap agar semua keinginannya terkabul.

Sejurus kemudian, Ogi udah duduk depan komputernya. Kembali mencoba koneksi ke jaringan maya. Menunggu sebentar dengan harap-harap cemas. Berhasil. Bunyi handshaking modemnya berhenti dan muncul icon tanda koneksi tersambung. “Yes!” Ogi girang bukan kepalang. Buru-buru membuka Microsoft Outlook-nya untuk men-download semua e-mail yang masuk. Jantungnya berdetak dua kali lebih kenceng.

Matanya nggak berhenti memandangi setiap e-mail yang masuk. Totalnya ada 30 e-mail. Satu per satu dilihatnya dengan teliti. Berharap ada e-mail yang masuk dari Leony. Sampe jumlah yang ke 28, Ogi nggak menemukan e-mail dari Leony. Lunglai. Tapi masih berharap. Barangkali yang ke tiga puluh adalah e-mail dari Leony. Tapi… Ogi benar-benar gigit jari. Nggak ada e-mail yang masuk dari Leony. Gubrag!

Penasaran, ia kembali men-download. Error. Sekali lagi menekan tombol Send/Receive. Server tempat Ogi mendaftarkan e-mailnya mentransfer sejumlah e-mail. Mata Ogi berbinar. Kali ini harus ada dari Leony. Ogi penuh harap.

Benar. Lima e-mail yang masuk menit itu salah satunya dari Leony. Ogi nggak sabar untuk membukanya. Dengan rusuh ia menggerakkan mouse dan mengklik e-mail bersubjek: “Re: Tentang Aku” yang di-reply dari Leony.

’alaikumsalam.

Akhi Ogi. Alhamdulillah kabar baik. Juga karena doa dari akhi dan teman rohis lainnya. Semoga akhi Ogi juga tetap mendapat curahan cinta dari Allah Swt. Yang menjadikan kita tetap merasa berarti dalam hidup ini.

Tentang cinta…

Terus terang saya kaget dan bingung. Sebab, saat pertama menerima e-mail dari akhi, saya nggak tahu harus berbuat apa. Akhi, saya paling sulit jika harus memutuskan sesuatu di luar kemampuan saya. Saya bingung, harus gembira atau bersedih dengan kenyataan ini. Entahlah….

Lama saya berpikir untuk menemukan jawaban yang pas untuk ini. Saya pendam sendiri perasaan itu. Biarlah hanya Allah yang tahu masalah ini. Dua hari pikiran saya disibukkan dengan persoalan ini. Beruntung itu tidak berlangsung lama. Akhi, malam kemarin saya menemukan jawaban. Jawaban untuk sesuatu yang paling sulit dalam hidup saya saat ini…

Akhi, pernahkah kita berpikir bahwa rasa cinta akan mengalahkan segalanya? Menyingkirkan segala yang pernah kita miliki? Tentang cita-cita, tentang asa, tentang Islam yang kita agungkan. Saya khawatir, benih cinta yang tumbuh di antara kita akan menenggelamkan semua harapan kita tentang perjuangan menegakkan Islam. Perjuangan yang selama ini kita rintis bersama. Perjuangan yang tak boleh dikotori dengan benih-benih yang akan menggoda kita untuk berpaling dari cita-cita mulia. Saya khawatir itu terjadi pada kita…

Ogi berhenti sejenak. Menghela napas. Telunjuknya mengusap matanya yang mulai basah. Ogi coba melanjutkan baca e-mail dengan perasaan yang remuk. Seolah sudah tahu arah tulisan yang dibuat Leony…

Akhi, tolong jangan katakan cinta kepada saya. Saya belum sanggup menerima bebannya. Akhi, jangan katakan cinta, justru di saat kita masih belia. Jangan pula katakan cinta, karena saya masih ragu dengan cinta kita. Cinta yang hanya berbalut nafsu. Cinta yang muncul dari sekeping hati yang labil. Cinta yang tumbuh di antara kita, tak jelas maknanya. Karena kita selalu tergoda dengan romantisme semu.

Akhi, saat ini, energi yang kita miliki akan lebih berarti untuk menggerakkan semua cita-cita yang pernah kita rangkai. Cita-cita yang pernah memenuhi semua ruang dalam hati kita. Cita-cita yang pernah kita agungkan. Akhi, Islam dan umat ini butuh tenaga kita. Pasti.

Jadi.. mohon untuk tidak melukai semua yang pernah kita cita-citakan. Kita masih muda, sangat bijak jika kita curahkan perhatian kita kepada segala yang kita perjuangkan. Akhi, saya tidak menolak pernyataan cinta akhi. Tapi saya merasa tidak layak untuk bersenang-senang dalam terjal jalan yang sedang kita lalui. Terlalu berharga waktu yang kita miliki. Itu sebabnya, sayang jika hanya bicara tentang cinta. Sekali lagi akhi, untuk saat ini.. jangan katakan cinta….

Saya yakin, jika Dia berkehendak, kita pasti dipertemukan-Nya. Dalam cinta dan cita-cita. Di saat kita mampu untuk memadukannya. Sekarang, lupakan kata “cinta” dari bahasa komunikasi kita…Afwan..

Wassalam,

Leony

Glodaks. Rasanya berton-ton beban menimpa tubuhnya. Ogi lunglai. Matanya berkaca-kaca. Ya.. nasib….[]

Buat teman-teman di rohis: Masih ada kata cinta untuk Islam. Masih.

 

Sumber: Majalah SOBAT Muda, Edisi 02/Oktober 2004

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.