#13 Tentang Cinta

#webseriesramadhan | Serial Marbot Madani | By: O. Solihin

“Jadi, dalam diri setiap manusia itu punya potensi kehidupan. Terdiri dari naluri dan kebutuhan jasmani. Gharaiz dan hajatul udlowiyah. Manusia memiliki naluri mempertahankan diri, naluri melestarikan jenis, dan naluri untuk mensucikan sesuatu. Sementara kebutuhan jasmani, manusia pasti ada rasa lapar, haus, harus buang air besar dan buang air kecil, termasuk buang angin. Naluri dan kebutuhan jasmani ini masing-masing memiliki rangsangan dan pemenuhan. Kalo naluri rangsangannya dari luar, tapi pemenuhannya tidak mutlak. Tidak harus saat itu juga. Jika tidak terpenuhi, hanya timbul gelisah. Sementara kebutuhan jasmani, rangsangannya dalam diri manusia, dan pemenuhannya bersifat mutlak. Harus terpenuhi saat itu juga. Jika tidak, bisa sakit atau bahkan meninggal,” Bang Faisal ngebeberin panjang lebar menutup pembahasan di hadapan peserta kajian remaja menjelang buka shaum di Masjid Daarun Niaam.

Luthfi, selaku moderator kali ini, ngasih kesempatan bagi peserta untuk bertanya, “Silakan, maksimal 3 pertanyaan, ya,” ucapnya sambil memberi kode dengan mengangkat jari telunjuknya.

Beberapa peserta merespon dan mencoba mengajukan pertanyaan. Ada tiga orang, dua ikhwan, dan satu akhwat. Luthfi kemudian mempersilakan satu per satu dari mereka yang terpilih untuk bertanya ke Bang Faisal.

“Bang, kalo jatuh cinta itu normal nggak, ya?” Bimbim polos, dan disambut suara riuh peserta kajian.

Peserta berikutnya yang mendapat giliran bertanya adalah Syakila. Dia nanya gini, “Bang Faisal, hukum membalas WA dari ikhwan boleh atau haram? Terus, kalo kita stalking mantan di IG-nya dia gimana juga hukumnya?” hampir seluruh peserta heboh sambil bergemuruh: “cie..cie…”

Bang Faisal mencatat dua pertanyaan yang diajukan. Luthfi lalu menunjuk peserta ketiga yang diberikan kesempatan untuk bertanya. Namanya, Rayfano.

“Begini Bang, aku punya persoalan. Ada temanku yang bertanya tapi aku nggak bisa jawab. Pertanyaannya, bagaimana jika seseorang jatuh cinta tapi dengan sesama jenis? Gimana ngilangin perasaan itu?” ujar Rayfano diiring suara peserta yang berdehem-dehem.

Bang Faisal menjawab singkat, padat, namun kena di pikiran dan hati para remaja yang hadir di kajian tersebut.

“Pertanyaan Bimbim menyiratkan kalo dia sedang jatuh cinta,” Bang Faisal berhenti sejenak karena suara riuh peserta kajian yang ngegodain Bimbim.

“Begini. Jatuh cinta itu memang naluri manusia. Menyukai seseorang yang dianggapnya menarik dan berharap ada kebaikan-kebaikan baginya jika bersamanya, itulah cinta. Jadi jatuh cinta itu normal, Bim,” jawab Bang Faisal singkat sambil tersenyum.

“Ok, untuk pertanyaan dari Syakila. Ini pertanyaan unik dan menarik. Saya perlu merenungkan sedikit,” canda Bang Faisal disambut tawa hadirin.

“Memang Syakila dikirimi pesan WA apa sama seorang ikhwan itu?” Bang Faisal memberikan pertanyaan yang tak perlu mendapat jawaban dari yang ditanya.

“Kalo isinya begini: tolong ya bagian akhwat bersihin mushola! Ya, jawab aja. Nggak apa-apa, kalo itu dari teman Rohis,” jawab Bang Faisal.

Belum sempat Syakila hendak mengajukan pertanyaan kembali, Bang Faisal keburu meneruskan jawabannya, “Tetapi, sebaiknya para aktivis rohis, termasuk di Remaja Madani, nih. Koordinasi antar ikhwan dan akhwat itu tidak terlalu sering. Kalo pun perlu, sampaikan saja di forum atau grup rohis. Jangan japri ke salah satu anggota grup yang lawan jenis. Khawatir itu awal dari sebuah modus pendekatan. Tahu kan, yang Abang maksud?” Bang Faisal menegaskan sambil berusaha bertanya untuk memastikan pemahaman para peserta kajian.

Sebelum menjawab pertanyaan kedua dari Syakila, Bang Faisal tiba-tiba ngeluarin sebuah buku dari dalam tasnya dan bilang ke hadirin, “Nih, buku berjudul ‘Lupakan Mantanmu!’ bisa menjadi referensi terkait mantan pacar. Isinya keren. Nasihatnya bikin adem dan jadi mikir. Intinya, sudahlah, lupakan saja mantanmu. Meski Raisa nyanyi Mantan Terindah, kamu jangan tergoda balik lagi ke mantanmu. Nggak usah juga stalking alias menguntit atau memantau diam-diam di timeline FB atau IG mantanmu itu. Khawatir, kamu jadi kejebak masa lalu. Bahaya, lho!” Bang Faisal panjang lebar. Syakila dan remaja lainnya yang hadir manggut-manggut.

Luthfi kemudian meminta izin untuk rehat sebentar, dengan menghadirkan selingan berupa film pendek hasil karya anak-anak Marbot Madani. Film berkisah tentang perjalanan cinta seorang remaja yang berakhir tragis dan memilukan akibat tidak memperhatikan rambu-rambu ajaran Islam.

“Ok. Tadi udah kita saksikan bersama ya tayangan film pendek yang seru dan menarik banget,” kata Luthfi setelah film pendek berdurasi lima menit itu berakhir.

Kemudian Luthfi memberikan kesempatan kepada Bang Faisal untuk menjawab pertanyaan ketiga, atau pertanyaan terakhir karena sebentar lagi waktu buka shaum.

“Ini pertanyaan sulit bagi saya. Tadi sambil menunggu tayangan film pendek karya anak-anak Marbot Madani, saya mencoba mencari jawabannya,” ujar Bang Faisal. Anak-anak antusias menyimak.

“Kalo rasa suka dan cinta, dalam pengertian birahi, tapi kepada sejenis, itu berbahaya. Melanggar syariat Islam. Allah Ta’ala menerangkan dalam al-Quran tentang perilaku dan perbuatan kaum Nabi Luth ‘alaihi salam. Bagi kita sebagai muslim, sudah cukup jelas peringatan akan bahayanya perbuatan tersebut. Itu bukan disebabkan faktor genetis alias keturunan ya, tapi karena faktor lingkungan yang merusak cara pandang,” Bang Faisal menegaskan.

“Nah, bagaimana menghilangkan perasaan itu? Pertama, banyak istighfar. Kedua, jauhi hal-hal yang mengarah ke sana. Ketiga, banyak baca al-Quran dan resapi maknanya. Keempat, gabung deh dalam kegiatan bermanfaat dan sesuai syariat. Gabung bersama anak-anak rohis atau remaja masjid untuk belajar Islam lebih dalam,” pungkas Bang Faisal. Peserta kajian manggut-manggut, tampaknya bisa memahami.

Menjelang azan Maghrib, Luthfi menyampaikan sedikit kesimpulan, “Cinta itu naluriah, tapi harus diatur agar tidak berperilaku sembarang. Jangan pacaran, hati-hati dengan komunitas gay dan lesbian, jangan terus teringat mantan. Lupakan saja mantanmu! Ingat Allah saja, ya!” Luthfi mengajak remaja sadar diri. []

Sumber dari O. SOLIHIN

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.